Sunday, May 15, 2016

Gumuk Pasir Parangkusumo


Parangtritis Geomaritime Science Park 
Hallo,

Hari ini kelas Pengelolaan Wilayah Pesisir (PWP) berkunjung ke Parangtritis Geomaritime Science Park yang berada di Dusun Depok, Parangtritis, Kretek, Kec. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Parangtritis Geomaritime Science Park ini banyak terdapat informasi tentang Gumuk Pasir Parangkusumo yang dimuat dalam diorama maupun poster.

Peta Persebaran Gumuk Pasir Di Dunia

        Gambar di atas memuat info persebaran gumuk pasir di dunia, berdasar peta tersebut Gumuk Pasir Parangkusumo ini adalah satu-satunya gumuk pasir yang ada di Indonesia. Gumuk pasir itu sendiri adalah gundukan bukit dari pasir yang terhembus oleh angin. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering), salah satunya di wilayah pesisir. Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).

Tipe Gumuk Pasir
Sumber: www.uhaul.com

         Gumuk Pasir Parangkusumo adalah gumuk pasir yang memiliki suatu keunikan khas yang jarang terdapat pada gumuk pasir lainnya. Gumuk Pasir Parangkusumo memiliki bentuk gumuk pasir sabit (barchan), padahal Indonesia mempunyai iklim tropis basah, sedangkan gumuk pasir berbentuk barchan jarang ditemukan di daerah lainnya dengan iklim tropis basah. Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.

          Pasir di Gumuk Pasir Parangkusumo bersumber dari bawaan material gunung berapi seperti Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Sindoro yang dibawa melalui Sungai Opak yang bermuara di pantai Parangtritis. Kemudian di pantai, material vulkanik tersebut terombang-ambing oleh ombak hingga akhirnya terkikis dan berubah menjadi debu-debu halus, kemudian ketika kering debu halus tersebut akan beterbangan terbawa angin menuju kawasan pinggir pantai. Proses ini terjadi secara terus menerus dalam waktu ratusan tahun hingga membentuk gundukan pasir yang sangat luas dan dikenal sebagai Gumuk Pasir Parangkusumo, karena dalam bahasa jawa Gumuk memiliki arti sebagai sebuah gundukan.

Gumuk Pasir Parangkusumo
Sumber: http://www.jogja.co/gumuk-pasir-parangkusumo-hanya-ada-dua-di-dunia/


Gumuk Pasir Parangkusumo memiliki banyak manfaat, antara lain:
  1. Menjadi tembok penghalang jika terjadi Tsunami
  2. Mencegah intrusi laut agar dapat menjaga resapan air tawar
  3. Obyek pariwisata, seperti tempat syuting, lokasi Sandboard, lokasi foto Pre-Wedding, dan sebagainya.
  4. Sumber ekonomi masyarakat sekitar pada sector pariwisata.
Gumuk Pasir Parangkusumo mengalami penurunan luas wilayah tiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh pembangunan pemukiman warga, penanaman tumbuhan, penambangan liar, dan berbagai masalah lainnya. Di bawah ini adalah beberapa citra Google Earth dengan selang waktu 7 tahun.

Citra Google Earth Tahun 2003

Citra Google Earth Tahun 2016
       Pada citra tahun 2016, di daerah lingkaran merah terjadi peluasan wilayah yang ditutupi vegetasi jika dibandingkan dengan citra pada tahun 2003. Sedangkan pada daerah lingkaran kuning peluasaan pengunaan lahan sebagai pemukiman bertambah. Hal ini menyebabkan berkurangnya luas wilayah Gumuk Pasir Parangkusumo.

Sumber:

Sunday, May 8, 2016

Arti Penting Pengelolaan Wilayah Pesisir



Pada post sebelum-sebelumnya, telah membahas hal-hal yang menyangkut tentang pengelolaan wilayah pesisir. Namun dari ketiga post tersebut belum dijelaskan mengenai pengertian pengelolaan wilayah pesisir itu sendiri. Maka dari itu, pada post ini akan membahas lebih dalam mengenai pengertian pengelolaan wilayah pesisir.

Pengelolaan wilayah pesisir, terdiri dari kata pengelolaan, wilayah, dan pesisir. Pengelolaan dengan kata dasar kelola, mempunyai arti adalah proses mengurus sesuatu mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengerahkan tenaga/sumber daya, dan mengawasi sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek adminstratif dan/atau aspek fungsional. (UU. No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Wilayah pesisir adalah ruang di permukaan bumi yang merupakan pertemuan antara daratan dan laut, ke arah darat masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angina laut, dank e arah laut adalah bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami dari daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar.


Bila ketiga definisi di atas digabungkan, maka pengelolaan wilayah pesisir adalah proses mengurus wilayah pesisir mulai dari merencanakan, menyusun strategi, melaksanakan, mengerahkan tenaga/sumber daya dan mengawasi sehingga tercapai pemanfaatan wilayah pesisir untuk pembangunan yang berkelanjutan dan keselarasan dalam pengendalian antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mengapa pengelolaan wilayah pesisir diperlukan?
  1. Indonesia adalah Negara kepulauan dengan panjang garis pantai 99.093 km2, dan jumlah pulau 13.466 pulau yang sudah bernama dan berkoordinat. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tinggal dan memanfaatkan wilayah pesisir.
  2. Wilayah pesisir memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar seperti mineral, minyak dan gas,dan biota laut.
  3. Kelompok masyarakat seperti nelayan sangat menggantungkan hidupnya pada keadaan wilayah pesisir.
  4. Populasi manusia yang terus bertambah sehingga sumber daya alam yang ada di darat semakin menipis sehingga sumber daya alam di laut menjadi tumpuan sumber daya.
  5. Wilayah pesisir adalah prioritas utama untuk pengembangan industri, pariwisata, pemukiman, dan transportasi penghubung antar wilayah dan antar Negara.
  6. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang rawan pencemaran dan berbagai tindak kejahatan, dll.

Berdasar beberapa point di atas, pengelolaan wilayah pesisir sangat diperlukan untuk menjaga dan melestarikan wilayah pesisir agar ekosistem dan ruang wilayah pesisir tidak rusak dalam pemanfaatan wilayah pesisir untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Sunday, May 1, 2016

Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu

         Indonesia adalah Negara maritime dengan luas wilayah perairan 6.315.222 km2, panjang garis pantai 99.093 km2, dan jumlah pulau 13.466 pulau yang sudah bernama dan berkoordinat. Hal ini mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan perhatian terhadap pentingnya peranan pesisir dan lautan dalam pembangunan di Indonesia, maka dikenal istilah “Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Terpadu (PWPT)”. Namun banyak elemen masyarakat yang belum memahami dengan jelas apa, siapa, dan bagaimana tentang pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu ini.

          Pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu guna mencapai pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan. 


         Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Terpadu (PWPT) bermaksud untuk menyatukan peran antara pemerintahan dengan komunitas, ilmu pengetahuan dengan manajemen, dan antara kepentingan sektoral dengan kepentingan masyarakat dalam mempersiapkan dan melaksanakan perencanaan terpadu bagi perlindungan dan pengembangan ekosistem pesisir dan sumber daya pesisir. Tujuan akhir dari PWPT adalah meningkatkan kualitas hidup dari komunitas masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sumberdaya yang terkandung di wilayah pesisir dan pada saat yang bersamaan juga menjaga keanekaragaman hayati dan produktifitas dari ekosistem pesisir tersebut. Sehingga untuk mencapainya diperlukan suatu perencanaan yang komprehensif dan realistis.

Beberapa keunggulan (kelebihan atau manfaat) PWPLT jika dibandingkan dengan pendekatan secara sektoral (IPPC, 1994)
  1. PWPLT memberikan kesempatan kepada masyarakat pesisir untuk membangun sumber daya pesisir sacare berkesinambungan. Hanya pendekatan pengelolaan secara terpadu yang dapat mengatasi konflik pemanfaatan ruang dan sumber daya alam yang biasanya terjadi di kawasan pesisir.
  2.  PWPLT memungkinkan untuk memasukan pertimbangan tentang kebutuhan serta aspirasi masyarakat terhadap sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan wilayah pesisir dan lautan baik sekarang maupun yang akan datang, PWPLT dapat meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem pesisir dan lautan.
  3. PWPLT menyediakan kerangka (framework) yang dapat merespon segenap fluktuasi maupun ketidak-menentuan yang merupakan ciri khas dari ekosistem pesisir dan lautan
  4.  PWPLT membantu pemerintah daerah maupun pusat dengan suatu proses yang dapat menumbuhkembangkan pembangunan ekonomi serta peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
  5.  Meskipun PWPLT memerlukan pengumpulan dan analisis data serta proses perencanaan yang lebih panjang dari pada pendekatan sektoral, tetapi secara keseluruhan akhirnya PWPLT lebih murah ketimbang pendekatan secara sektoral.

      Proses perencanaan pengelolaan wilayah pesisir  secara terpadu terdiri dari 3 langkah utama, yaitu, perencanaan, implementasi, serta Pemantauan dan Evaluasi. Langkah-langkah ini dijelaskan dalam diagram alir proses perencanaan pembangunan berkelanjutan wilayah pesisir dan lautan dibawah ini.

Source : http://bappenas.go.id/files/8313/5182/6876/strategipesisirning__20081122225638__944__3.pdf


Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu terdapat 15 Prinsip dasar yang dijadikan sebagai pendekatan, antara lain:
  1. Wilayah pesisir merupakan suatu sumberdaya yang unik,karena merupakan pertemuan antara darat dan laut.
  2. Air merupakan penyatu utama dalam ekosistem peisir.
  3. Tata ruang daratan dan lautan harus dikelola secara terpadu.
  4. Perbatasan laut dan darat dijadikan sebagai faktor utama dalam setiap pengelolaan wilayah pesisir.
  5. Batas pengelolaan wilayah pesisir ditetapkan berdasar isu dan permasalahan yang terjadi.
  6. Fokus utama adalah untuk konservasi sumberdaya wilayah pesisir.
  7. Pencegahan akibat kerusakan bencana alamdan konservasi sumberdaya alam harus dikombinasikan dalam program PWP Terpadu.
  8. Melibatakan semua level Pemerintah dalam Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir.
  9. Pendekatan disesuaikan dengan sifat dan dinamika alam.
  10. Evaluasi pemanfaatan ekonomi dan sosial serat partisipasi masyarakat lokal dalam program PWP Secara Terpadu.
  11. Konservasi untuk pemanfaatan wilayah peisisr sebagai tujuan utama.
  12. Pengelolaan multiguna sangat tepat digunakan untuk semua sistem sumberdaya wilayah pesisir.
  13. Pemanfaatan multiguna merupakan kunci keberhasilan dalam pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan.
  14. Pengelolaan wilayah pesisir tradisional harus dihargai.
  15. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai studi kelayakan lingkungan.


Sumber:

Darajati, Wahyuningsih. 2004. Makalah Sosialisasi Nasional MFCDP: Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu dan Berkelanjutan.
IR. Darmawan, MA. 2001. Penyusunan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Secara Terpadu.